
Kia merogoh sakunya, "wah, aneh, tadi kuncinya memang ada di sini!"
"Um, dasar, mungkin lain kali titip kuncinya kepadaku," omel Cia. "Terpaksa kita tidak bisa masuk kamar,"
Kia dan Cia adalah sepasang saudara kembar, namun sikap dan bakat mereka berbeda, kembar memang tak harus selalu sama 'kan?
Kia ahli dalam bidang olah raga, sastra, pokoknya berhubungan dengan hal-hal yang sama sekali tidak memeras otak, deh.
Cia beda lagi, Cia suka matematika, kalau pun olah raga dia lebih pandai bermain catur ketimbang bola voli, keahlian Cia memang lebih tertuju kepada otak kiri. Cia teliti, rapi, tapi sayangnya Cia adalah orang yang kuper, dan susah di ajak ngobrol oleh orang yang belum di kenalnya, tapi setelah mengenal Cia, Cia akan berubah menjadi cerewet.
"Sini, mana tas mu," Kia memberikan tasnya kepada Cia.
"Tuh, kan beneran ada!" Cia mengangkat tinggi-tinggi kunci kamar mereka berdua.
kemudian mereka segera masuk ke kamar.
"Enaknya ngapain, ya?"
"Baca buku, sana,"
"Um, boleh juga," gumam Kia, ia lebih cenderung memilih novel ketimbang buku pelajaran.
"Oh, iya! Minggu depan kita liburan sekolah'kan?"
"uhm," Kia cuek, "ya,"
"Jalan-jalan yuk ke musium kota,"
"Jangan, ah, lebih baik ke kolam renang saja,"
"Bolehlah, aku cukup handal berenang lho," kata Cia, "sekalian ajak teman-teman yang lain,"
"Bolehlah,"
Bersambung.