
Dear Friends,
Saat ini di tempat kami musim dingin lagi lucu-lucunya, ini adalah musim yang lebih sering ditakuti oleh para orang tua yang memiliki anak-anak usia Sekolah Dasar atau baru anget-angetnya masuk SMP, apalagi jika jam pelajaran terhenti untuk istirahat bermain di luar.
Kalau jaman saya kecil, wong di kampung gak ada salju, ya mainnya petak umpet, kasti, polisi-polisian alias kejar-kejaran nangkep penjahat, tapi kalau di sini lain lagi dan sempet bikin shock waktu pertama kali denger. Permainan mematikan yang saya maksudkan adalah permainan dengan selendang, bukannya selendangnya buat njogat-njoget, tapi untuk dililitkan ke leher.
Ujung selendang bisa dipegang temen-temennya, atau diikatkan di tiang kalau kebetulan lagi main sendirian dan si bocah mulai berputar-putar sampai selendangnya bener-bener melilit lehernya.
Selain itu provokasi temen-temennya juga berpengaruh besar, apalagi jika si bocah merasa dilecehkan, maka akan dia tunjukkan bahwa dia tidak seremeh yang mereka katakan.
Jeu du foulard (baca: ze du fulard)-bermain dengan selendang, yang tadinya berfungi untuk menutupi leher dari dingin, eh malah dipakai buat mencekik diri sendiri. Cukup semenit saja atau bisa kurang dari itu, jika tidak ada aliran oksigen ke otak, maka resiko detak jantung terhenti sangat besar, si korban akan langsung pingsan, jika tidak segera ditangani, maka kematianlah yang menyambutnya dan kalaupun selamat (sadar dari koma) biasanya mereka mengalami gangguan, entah cacat mental atau cacat motorik geraknya.
Ini hanya salah satu dari sekian banyak permainan mematikan di sini yang tadinya saya pikir masuk kategori permainan anak-anak jaman sekarang, ternyata permainan ini sudah ada sejak 50 tahunan lalu, begitu menurut nenek-nenek yang mengaku berusia 75th, tapi masih terlihat gesit :).. diapun dulu ikut mempraktekannya tapi gak sampai bener-bener mencekik lehernya, makanya tuh masih idup sampe sekarang heheheâ?¦
Menurut survei dari koran yang saya baca, dari tahun 1999 sampai 2010, yang sempat tercatat, sudah 75 anak-anak meninggal karena permainan ini dan sebenernya masih banyak lagi seandainya pihak korban mau ikut membantu proses pendataan, sayangnya mereka lebih suka tutup mulut dan berusaha melupakan tragedi yang menimpa anak mereka.
Bahkan pernah terjadi dalam satu periode entah di tahun berapa saya lupa, hampir tiap bulan ada berita 2 atau 3 anak meninggal karena jeu du foulard pada jam istirahat bermain. Sampai-sampai pemerintah bersama asosiasi-asosiasi yang concern akan hal itu melakukan kampaye besar-besaran di tiap-tiap sekolah dan kepada para orang tua diminta untuk ikut berpartisipasi memberikan penjelasan yang jelas-las-las las.. pada anak-anak mereka, karena para pengajar tidak mungkin bisa mengawasi murid-muridnya sepanjang waktu.
Hasilnya cukup memuaskan, periode berbahaya dimulai dari awal musim gugur, selama musim dingin dan awal musim semi, di mana cuaca masih terlalu dingin untuk bisa berkaos oblong doang.. jadi kangen ame negare aye tercinte neh.. mau baju okem tiap ari kagak bakalan gigilen (jw: menggigil) heheheheâ?¦
Salam dingin-dingin empuk dari jauh..