
"Ma, Pa! Besok aku""
"Tante Shava besok mau menikah. Seluruh keluarga akan ikut.
"Lah, besok kan aku ulang tahun! Ikut pesta ulang tahun Shavira aja, deh, Pa, Ma!" Kilah Shavira. Mama menatap Shavira tajam.
"Shavira..! Tante Shava itu orang yang hebat! Lulus cumlaude dari Universitas di Amerika! Memangnya ada orang yang nggak mau menghadiri pernikahan orang yang hebat?!" seru Mama Shavira keras. "Ahh.. Mama!!! Kejam amat sama anak sendiri!!!" seru Shavira tak kalah keras. "SHAVIRA!! Tante Shava itu saudara Mama! Kamu harus mengalah!" bentak Mama.
Shavira memonyongkan bibirnya. Sebenarnya Shavira masih ingin membantah, tapi karena orang yang dihadapinya adalah orang tua yang harus dihormatinya, mau tak mau dia lebih banyak makan hati.
Kamar Shavira.
"Huuh, Mama sama Papa jahat. Cuma gara-gara Tante Shava aku tidak dipedulikan," gumam Shavira.
Kring.. Kring..
HP Shavira berbunyi. Shavira mengambil HP-nya, rupanya yang menelpon Kettie, sahabat baiknya.
"Halo.. Selamat malam, Kettie.."
"Selamat malam.. Sha, maafkan aku, ya.. Aku nggak bisa hadir di acara ulang tahunmu! Maaf! Kakekku meninggal tadi malam.."
Shavira menahan napas. Ulang tahun tanpa sahabat baiknya..
"Innalillah, Turut berduka cita.. Semoga kakekmu diterima disisi Allah, Ket," Shavira mengutip kata-kata yang sering dilihatnya di karangan bunga kalau ada tetangganya yang meninggal.
"Terimakasih, Sha! Oh iya, tadi Via titip pesan, dia juga nggak bisa hadir.."
Tamu semakin sedikit! Tapi nggak pa-pa lah, cuma 2 orang yang nggak hadir.
"Ah, iya, nggak apa-apa kok.."
Sesudah menelepon.
Shavira meletakkan HP-nya di meja. Lalu dia melirik jam, sudah jam 10. Waktunya tidur.
Dia memakai selimut. Baru memejam mata, tiba-tiba Shavira dikejutkan dengan suara HP-nya.
Kring.. Kring..
Shavira beranjak kesal. Siapa lagi, sih?
Dhegg.. Shavira terperanjat. Dia melihat ada 27 SMS masuk. Shavira membaca semuanya, isinya sama saja: Si pengirim SMS tidak bisa hadir ke pesta ulang tahun Shavira. Ada yang alasannya sakit, pergi liburan, dan yang paling banyak adalah karena pernikahan Tante Shava.
Tak lama lagi datang 30 SMS masuk dengan isi yang sama.
Shavira membanting HP-nya ke kasur.
Padahal aku sudah mencatat orang-orang yang akan datang ke pestaku! Tamunya pasti jadi sedikit! Batin Shavira kesal.
Pagi ini, Shavira mempersiapkan pestanya sedemikian rapi walaupun sederhana. Mama dan Papa-nya terpaksa pergi ke pesta tanpa Shavira.
"Dadah, Shavira! Kami pulang pukul tujuh malam.." ujar Mama. Mobil mereka pun perlahan-lahan semakin tak tampak.
Pukul tujuh malam? Sekarang pukul tujuh pagi! Pestaku selesai pukul sepuluh! Itu artinya, tak ada orangtua di pesta ulang tahunku! Batin Shavira.
Tamu pun mulai berdatangan. Total tamunya hanya lima orang: Salsa, Mauryn, Dek Chocho tetangganya yang menggemaskan, Acha, dan Lisa.
Sebenarnya ada satu hal yang menggembirakan dari pesta ini, Di pesta ini semua bisa bebas dilakukan karena tidak ada orang tua yang melarang-larang.
Pukul sembilan lewat tiga puluh menit, acara buka kado. Empat kado sudah dibuka. Saat Shavira sedang membuka kado yang kelima, SPLASH! Keluar cahaya dari lantai rumah Shavira. Dan.. Suasana jadi serba kucing, permen, kelinci, dan lain-lain. Ada bermacam-macam permainan & wahana disitu. Mereka bermain di sana hingga berjam-jam.
Dan tanpa disadari sudah jam satu siang. Pukul satu siang itu pula semua itu menghilang. Para tamu pun pamit untuk pulang.
Shavira membuka kado kelima. Wow, kadonya bagus sekali! I-Pad! Kado itu dari Mauryn. Maklumlah, Mauryn anak orang kaya, tapi ia pendiam.
Tok.. Tok..
"Ya, sebentar." jawab Shavira sembari meletakkan hadiah I-Pad-nya di meja.
Shavira membuka pintu. Oh, rupanya tetangganya, Pak Ardhi.
"Ada apa, Pak?" tanya Shavira sopan. "Begini, Shavira," kata Pak Ardhi pelan. "Orangtua-mu.. Mereka.. Mengalami kecelakaan saat pergi menghadiri pesta Tante Shava." kata Pak Ardhi hati-hati.
Degg.. Jantungku serasa ditikam oleh peluru yang ditembak dalam jarak dekat. Air mataku mengalir deras bagai air terjun yang baru saja diguyur hujan.