
Nagisa menelan ludah menatap teman-temannya. Ia tahu mengapa teman-temannya berkata seperti itu.
Tempatnya dan (hantu) Kanata berada di belakang semak berduri. Ia sendiri susah payah masuk kesana. Tentu teman-teman tidak bisa secepat & semudah itu masuk.Nagisa memberanikan dirinya.
Nagisa: "Baiklah!! Aku akan melawan hantu Kanata ini!! Lihat saja!!"
Nagisa pun maju. Ia menendang perut hantu Kanata. Tapi yang namanya hantu terakhir, tak bisa semudah itu dikalahkan. Nagisa menendang lagi, menendang lagi, dan menendang lagi! Bosan menendang, ia memukul, memukul, dan memukul lagi!
Tapi.. Celaka! Hantu Kanata memiliki Microphone ajaib, yang dibawahnya bisa menjadi pedang!
Hantu Kanata menyerang Nagisa dengan Microphone itu. Nagisa pun terdorong, lalu ia terjatuh!
Sonata: "NAGISAA!!"
Orine: "Nagisa!"
Chieri, Yuka, Sonata, dan Orine pun berpikir keras; bagaimana caranya menyelamatkan Nagisa dengan cepat dan aman? Tiba-tiba:
Orine: "Aku akan menolong Nagisa!"
Chieri: "Apa?? Yang benar saja! Ada semak berduri diantara kita dan Nagisa! Gimana caranya supaya cepat!?"
Orine: "Aku akan menerobos.. Tenang saja Chieri, ini demi Nagisa.."
Chieri menatap Sonata dan Yuka. Terlihat mereka berdua saling berpandangan, lalu serentak mereka mengangguk pada Chieri.
Chieri menghela nafas. Ia menatap Orine. Orine memasang wajah penuh harap.
Chieri:"Baiklah, Orine.."
Chieri:"Pergilah, selamatkan Nagisa.."
TO BE CONTINUED