
Setelah acara pernikahan tersebut, aku melihat HP milikku yang kini berwarna biru kehitam-hitaman. HP tersebut memang masih gelap, padahal dulunya berwarna biru muda.
Mungkin karena terkena efek dunia lain yaitu Cynical, sampai-sampai HP-ku langsung berubah menjadi seperti ini."Kenapa kamu dari tadi menatap HP-mu terus menerus? Jika kamu ingin pergi ke Cynical, silahkan saja. Tapi jangan lupa bawa oleh-oleh ... :p " Kirito bercanda sambil membereskan barang-barang di sekita ruang tengah yang betul-betul kotor dan berserakan dimana-mana. Kebanyakan barang itu adalah komik shoujo, buku pengetahuan, dan buku lainnya yang kebanyakan adalah milikku.
Aku betul-betul sangat malas untuk membereskannya, meskipun begitu, aku tak bisa membiarkan buku-buku itu berserakan begitu saja di ruang tengah bagaikan gunung. Aku pun langsung cepat-cepat membereskan buku-buku tersebut dan pergi kedalam kamarku yaitu dimana disana ada orb Cynical.
Memang, sudah lama sekali aku tak menemuinya.
"Cynical, maaf jika aku tak menjengukmu sampai detik-detik seperti ini. Mulai hari ini setiap hari aku akan menjengukmu." Aku tersenyum, memasukkan tanganku ke dalam orb Cynical. Perlahan-lahan tubuhku mulai masuk ke dalam dunia Cynical.
Semua barang yang berada di Cynical telah berbeda dari sebelumnya, karena telah kuganti dengan persenjataanku seperti: gunting, pisau, silet, paku, palu, dan kapak. Dunia Cynical makin lama makin menjadi gelap dan penuh dengan kegelapan layaknya lubuk hatiku paling dalam, masih terasa gelap dan tak ada pencerahan apapun.
"Kamu lama sekali tak menjenguk Cynical. Aku telah lama menunggumu." Sebuah suara yang kukenal, yaitu suara saat aku pertama kali diberi orb Cynical.
Ya, namanya Cyl, dia seorang laki-laki yang mengaku pemilik Cynical yang dulu, tepatnya game Another World di jaman dahulu. Wajahnya masih muda, dan hanya ingin tinggal di dunia Cynical yang sangat sama dengan sifatnya, suka melihat dunia kekerasan ini.
"Senjatamu betul-betul hebat, membuatku makin senang disini saja." Cyl mendekat ke meja khusus tea time yang telah kusediakan. "Kenapa kamu tidak duduk saja untuk menikamti tea time bersama roh hantu sepertiku?" Cyl terkekeh sambil menuang teh ke gelas berbentuk kucing. Aku mengangguk lalu segera duduk di kursi khusus tea time tersebut.
"Ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu ...," ujarku, meneguk teh jasmine yang telah dituangkan oleh Cyl. "Bukankah dunia Cynical akan berubah sesuai dengan keadaan yang terjadi kepada pemiliknya? Tapi, meskipun aku mengubah warna rambutku menjadi kuning seperti ini pun Cynical tak kunjung menjadi cerah sedikitpun."
Cyl terdiam sebentar, meneguk teh dengan sangat tenang dan pelan. "Itu karena ada aku, penetral dunia Cynical ini. Aku bsa tinggal di dunia Cynical ataupun didunia manusia. Namun, ada kalanya aku juga memasuki dunia lain milik pemilik dunia lain yang lain." Cyl tersenyum sambil meneguk kembali teh miliknya.
"Jadi begitu ... memang percuma aku men-cat rambutku seperti ini." Aku memejamkan mataku, sangat lama. "Kalau begitu, bisakah kamu melacak dunia milik pemilik dunia lain yang tersisa?" pintaku.
"Tentu saja boleh." Cyl terkekeh. Aku tersenyum dan mengangguk pelan, "Terima kasih."
"Hahaha ... seharusnya aku yang berterima kasih karena telah membuat dunia Cynical ini menjadi semakin kejam dan gelap dengan senjatamu itu. Meskipun aku tak bisa memegang senjata milikmu itu, aku bisa mengendalikan pemilik dunia lain dengan merasukinya." Cyl kembali terkekeh, wajahnya penuh dengan kekerasan.
"Baiklah jika begitu. Tolong lacaklah pemilik dunia lain bernama Ritsu ini." Aku menunjukkan profile dan wajah pemilik dunia lain bernama Ritsu. Ritsu memiliki sebuah dunia bernama Rainbow. Meskipun dunianya terasa tak ada yang aneh, aku hanya ingin berjaga-jaga dengan memakai jasa hantu seperti Cyl.
Setelah berbincang-bincang sebentar dengan Cyl, aku pun keluar dari dunia Cynical. Tampak Kirito sedang menatapku dengan senyuman iblis-nya.
"Hahaha ... tenang saja, aku telah mendapat bantuan untuk melacak pemilik dunia lain yang lain, kok. Sementara ini ... kita harus bersiap-siap." Aku memejaman mataku. Kirito mengangguk, langsung memelukku dengan sangat erat, entah apa itu artinya.
Yap, perjalananku yang sebagai pemilik dunia lain masih berlanjut. Meskipun perjalananku perlahan-lahan agar semakin berakhir, namun perjalanan milikku ini tak semudah yang aku kira ataupun yang kalian kira.
"Oh iya! Saki, kamu sudah siap?" Kirito bertanya.
"Heh?! Memangnya siap apa?! :o " tanyaku.
"Maksudku ..."
...
...
...
Cih, ternyata Kirito bilang seperti itu hanya karena ingin menciumku ... kukira apaan ... -_-
"Kamu sudah siap untuk masak, bukan? Aku lapar, nih! :p " Kirito menjulurkan lidahnya kepadaku. Aku langsung pergi ke dapur, lalu melemparkan sendok kepadanya.
"Iya, iya! Aku akan memasakkan kare super pedas! :p " Aku pun ikut-ikut menjulurkan lidahku. :p