
Di tengah kerumunan murid perempuan depan kelas 10-1, itu berarti menandakan jika AKU telah berada di tengah-tengah mereka, meluncurkan serangan "godaan" kepada mereka semua.
Sebenarnya ada untungnya sih aku melakukan ini, terutama; aku bisa mengendalikan psikologis orang, namun nggak bisa "menghancurkan" psikologis mereka tersebut.
Contohnya dengan si psikopat di sekolah, Akira, dia yang dulunya punya kehidupan suram sebagai seorang psikopat yang menjalankan hidup kenakalan remaja, sekarang mulai terbuka dan mempunyai banyak teman.
Semuanya nggak tahu jika godaan-ku ini berfungsi bagi psikologis orang lain, namun ada satu orang yang mengerti kegiatan-ku ini; Hasami.
Dia seorang psikopat dan kecanduan dengan gunting, namun dia masih berada di alam sadar sehingga, dia nggak terlalu berbahaya.
Hari ini, dia menemuiku di atap. Biasanya, aku berada di atap hanya untuk tidur-tiduran karena capek melakukan kegiatan seperti tadi. Apalagi, hari ini--Senin--entah kenapa banyak sekali anak yang mengrumuniku.
"Hei, Taiga." Hasami duduk di sebelahku, kemudian memindahkan kepalaku yang sedang berada di atas tas [kuanggap tas sebagai bantal] dan menaruh kapalaku tersebut ke pahanya yang empuk tersebut. Kemudian, Hasami menatap langit yang kini terasa dekat apabila kamu berada di atap.
"Kamu banyak kerjaan ya hari ini. Aku sebenarnya mau melakukan hal "itu" kepadamu ... tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat."
Hasami meraba-raba saku di dalam roknya, kemudian mengeluarkan sebuah gunting berwarna merah. Di arahkannya gunting tersebut ke telingaku, namun aku sudah sering berada di posisi seperti ini sehingga aku nggak begitu kaget.
"Aku masih bingung, kenapa kamu segitu inginnya melakukan hal menyebalkan sekaligus menakutkan seperti ini kepadaku, sih? Apa ini? Pose menyatakan cinta?"
Aku bertanya sekaligus menggoda Hasami. Kudengar Hasami itu tsun-tsun, jadi aku sengaja membuatnya seperti ini ... tunggu, kenapa mukanya tampak memerah dan berpaling dariku? Jangan-jangan gosip itu benar?!
"A ... aku melakukan hal ini cuma untuk melampiaskan kemarahanku, kok! Kamu tahu kan ... tadi si Elena yang psycho kan menyerangku secara tiba-tiba karena dengan satu alasan; jangan dekat-dekat denganmu atau tulangku akan retak. Namun pada akhirnya, syukurlah KAMU datang, atau bisa kubilang kamu datang di saat yang nggak tepat karena seharusnya tadi AKU bisa melawan orang menyebalkan itu bersama Scissors-san!"
Hasami memalingkan wajahnya dan tangannya tampak gemetaran, ingin menggunting telingaku atau nggak. Yang pasti, Hasami hanya berbohong. Sebenarnya tadi dia kaget karena sahabatnya bilang gitu dan nggak mungkin dia marah kepada sahabat tersayangnya itu. Hasami anaknya psikopat, namun dia mempunyai nilai persahabtan yang tinggi.
Dan akhirnya, sekarang aku sudah mengerti kelemahan Hasami, yaitu dia mudah untuk digodai! :3
~~~
Semoga ceritanya bagus~ :v /