
Membiarkan telinga dalam keadaan kotor, tidak hanya menjijikan tapi juga bisa mengganggu pendengaran. Karena itu membersihkan telinga secara rutin sangat disarankan.
Selain fungsi menjaga kesehatan, para ahli di Monell Chemical Sense Center juga mengungkap bahwa bau dan kotoran telinga juga bisa menunjukkan tingkat kesehatan seseorang.Sebelumnya, peneliti telah menunjukkan adanya gen yang terkait dengan kecenderungan seseorang untuk memiliki bau ketiak. Gen itu disebut ABCC11, yang juga terkait dengan warna dan tekstur kotoran telinga mereka.
Pada orang keturunan Asia Timur ditemukan varian ABCC11 yang menyebabkan kotoran telinga mereka miliki lebih kering, berwarna putih dan kurangnya bau badan. Sedangkan orang-orang keturunan Afrika dan Eropa, kotoran telinganya cenderung basah dan berwarna kuning kecokelatan, dan juga lebih mungkin menyebabkan bau badan.
Penelitian memang mengaitkan bau badan dengan penyakit dan gen ABCC11. Sebagai contoh, sebuah penelitian pada tahun 2009 yang dipublikasikan dalam The FASEB Journal menemukan bahwa varian gen yang menyebabkan bau ketiak dan kotoran telinga basah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Ini menjadi petunjuk menyelamatkan nyawa dan deteksi dini pada pengobatan kanker payudara, kata Dr Gerald Weissmann, penulis jurnal, seperti dilansir Medical News Today.
Mengetahui hal ini, para peneliti ingin melihat apakah kotoran telinga yang dipanaskan dapat menghasilkan informasi mengenai kesehatan seseorang. Mereka mengambil contoh kotoran telinga dari 16 laki-laki, yang setengahnya adalah orang Asia Timur dan setengah lagi orang Eropa. Kotoran telinga mereka dipanaskan dalam botol sampai mulai melepaskan bau.
Bau ini, secara molekuler dikenal sebagai senyawa organik volatil (volatile organic compounds atau VOC), kemudian dianalisis melalui spektrometri massa gas kromatografi, yang mengidentifikasi setiap molekul.
Hasilnya menunjukkan bahwa 12 VOC hadir di antara semua laki-laki. Mereka juga menunjukkan perbedaan yang jelas antara kedua kelompok etnis, seperti 11 dari 12 VOC hadir pada konsentrasi yang lebih tinggi pada laki-laki berkulit putih dibandingkan dengan pria Asia.
Karena kotoran telinga dibuat dari campuran keringat dan lemak, para peneliti percaya bahwa hal itu bisa menjadi deteksi awal penyakit. Aroma yang larut dalam lemak akan dipancarkan oleh penyakit yang terjebak dalam lemak dan dikeluarkan.