
:`Cerita ini hanya fiktif belaka apabila ada kesamaan nama tokoh , latar , alur cerita dll , itu semua adalah ketidak sengajaan semata . ` (> u - ) V..
Note : tanda koma atas ( ' ) berarti berkata dalam hati <<penting
cover : pinjem gugel
Genre : whatever~ :v
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
- 9 ( Cara 3/4 )
" bunuh saja Anya Hiliena dan lelaki satu nya , kita sudah tidak membutuhkannya ..
bawahannya pun melaksanakan tugas nya , mereka berpencar , mengawasi setiap bagian dari gudang pabrik tersebut . sementara bos mereka bersandar santai di atas sofa untuk satu orang .
sudut bibrnya terangkat , " awalnya aku hanya ingin menculik Anya Hiliena .. tapi kebetulan sekali kau adalah temannya , .. Stephanie Triefhald "
" maaf tuan , tapi Triefhald bukan nama keluarga ku .. " sanggah Clarista sopan , gadis itu sekarang sedang terikat disalah satu bangku kayu di ruangan tersebut .
" apa peduliku , Triefnald adalah kerabatku .. dan pasti ia akan membayarku mahal karena telah menemukanmu .. putri semata wayangnya " , Pria tersebut menyalakan sebatang rokok , dan menghisapnya dalam dalam .
" namaku , Stephanie Vanalda "
~~
Sebelumnya luka Farel telah dililit oleh kain , ya usaha untuk menghentikan pendarahan .
" kita cari, Kak Rista " ujar Anya setelah selesai mengobati luka Farel . Farel menatap Anya masam , " aku sudah tau " .
mereka pun bangkit dan berjalan menaiki anak tangga , meninggalkan 5 pria terbaring ditanah tak sadarkan diri .
" itu , itu milik Clarista " Farel mendekati sebuah tongkat besi yang mirip seperti yang Clarista pakai tadi , tongkat itu tergeletak ditanah . Farel pun mengambilnya .
" untuk apa tongkat itu ? wah ,, kak Rista habis masang gorden ya ? "
Farel mengarahkan tongkat tersebut ke atas kepala Anya , dan memukulnya pelan .
" bodoh .. jangan Tablo deh " sindir Farel , ia melempar tongkat Clarista tersebut ke Anya , dan reflek Anya menangkapnnya .
" untuk apa ? kamu mau aku memasang gorden juga ? "
' debugg '
~
" kakak kelas , sekarang kita kemana ? aku capek " keluh Anya , nafasnya mulai tidak beraturan . " ngeluh mulu , sudahlah kita cari , mungkin saja ada ruang rahasia disekitar sini " Farel mengamati kesetiap sudut ruangan .
" istirahat sebentar .. " , Anya duduk dan bersandar disalah satu tiang penyangga diruangan tersebut . " huh .. yasudahlah " Farel akhirnya mengalah , ia berdiri didepan Anya , matanya tetap mengawasi sekitar .
" sringg " suatu pantulan sekilas cahaya melewati bola mata Anya , ' apa itu ? ' ia menelusuri sumber kitalan cahaya tersebut . dan menemukannya , matanya ia sipitkan , cahaya itu begitu menyilaukan . sesaat ia terlonjak .
" kakak kelas !! "
dengan cepat Anya mendorong tubuh Farel , ' brukk ' . disaat yang sama sesuatu melintas dibalik punggung Farel , sesuatu berwarna perak .
" Sakit bodoh " Anya tidak menggubris , mata nya tercengang , memperhatikan benda perak tersebut yang sekarang tergeletak tidak jauh di atas tanah tersebut .
Farel bangkit , dan mengikuti arah pandang Anya . seketika wajahnya berpaling pada Anya , gadis itu pun ikut berpaling pada Farel dengan tatapan ngeri .
" p-pisau ? " gumam Anya ,
" pasti tidak hanya satu ! " Farel seketika bersiap dengan tongkatnya . benar saja 3 pisau kembali meluncur kearahnya . tongkatnya ia putar untuk menangkis 3 pisau tersebut .
" kenapa pisau ya ? tembakan gitu biar kayak difilem filem " kritik Anya ,
" kalau aku mati gimana ?! " celetuk Farel kesal , " eh bener juga , kalau kakak kelas mati , nanti aku nanya peer sama siapa " .
" adek kelas kejam " , Farel mengawasi sekitar , hujan pisau telah tak tampak lagi . ia kemudian menarik lengan Anya . " istirahat telah selesai ! " .
disalah satu bagian dari gudang yang amat luas tersebut , mereka menemukan sebuah pintu , Farel lalu mendobraknya .
dan tampaklah tangga yang menghubungkan ke lantai 2 , tak perlu menunggu mereka segera berlari menyusuri anak tangga . seketika sekilas bayangan melewati punggung mereka . spontan mereka terkejut dan menoleh , .. tak ada apapun .
mereka pun kembali melangkah , dan menemukan satu lagi pintu .
" sudah kubilang aku bukan dari keluarga Triefhald ! " terdengar suara yang tak asing dari dalam ruangan , itu suara , Clarista .
" kakak kelas , " bisik Anya , Farel menoleh pada Anya dan mengangguk seolah mengerti akan maksud tatapan Anya .
' kenapa begitu mudahnya bisa sampai disini , mencurigakan '
sedikit Ragu , Farel memutar gagang pintu , ' klekk ' anehnya , pintu tidak terkunci . dan tampaklah seorang gadis berambut putih terikat disebuah kursi ditengah ruangan dengan cahaya yang redup .
Clarista menyadari kehadiran Farel , seketika ia menggeleng ,
" tidak .. tidak j-jangan kesini !! " seru Clarista . Farel berhenti sejenak diambang pintu , " k-kenapa ? " . Clarista hanya menggeleng cepat .
" kakak kelas , perasaan ku nggak enak " bisik Anya yang berada dibelakang Farel , kepalanya menoleh kesegala arah .
Farel tidak menyahut , ia kembali menengok ke ruangan redup tersebut , dimana Clarista terikat disana .
' hppttt ' Farel terkejut , Anya mengerang dibelakangnya , " A-anya ?! " Farel mendapati Anya telah dibekam oleh seorang pria dengan pistol yang teracung dipelipis Anya .
pria itu pun maju , membuat Farel mundur dan masuk kedalam ruangan redup tersebut . ' i-ini jebakan ! ' . 6 Pria melingkari Farel ditengah ruangan tersebut , pria pria tersebut memiliki pistol dan teracung kepada Farel .
" sudah kubilang .. jangan kesini .. " ucap Clarista yang berada dibelakang Farel , dengan penuh penyesalan ,
" seharusnya kalian tidak mencariku .. " lanjut Clarista , berurai air mata . " bagaimana aku bisa meninggalkan mu ! " sela Farel emosi .
Clarista terhenyak , " tidak apa apa .. biarkan saja aku dikirim kembali ke keluarga Triefhald .. " , Farel menggeleng cepat , " lalu , kau mau menyia nyiakan keluargaku yang telah berusaha mati matian demi membebaskanmu dari Triefnald **** itu !!?? " .
" b-bukan begitu !! a-aku .. aku hanya tidak ingin hutangku tak bisa dibalas jika kau mati didepanku .. " air mata Claritsa jatuh , ia terisak .
" wah .. wah .. sudahlah bocah , ikhlaskan saja Stephanie padaku dan pergilah bersama teman bocahmu disana , dan kau tak akan mati " tawar seorang pria 50 tahun tersebut licik .
" Morrey ? " selidik Farel ketika mendapati wajah pria 50 tahun tersebut . " tidak sopan , kepada orang yang lebih tua " tegas Morrey menatap Farel dengan tatapan bengis .
" lepaskan Steva !! " teriak Farel lantang , mendengar dirinya dipanggil Steva , Clarista kembali tidak dapat menahan air matanya , ia semakin terisak .
Anya hanya menatap mereka dengan penuh pertanyaan ,
Clarista diam diam melepas ikatan tali dibelakangnya , ' demi , Farel ' . dan berhasilah ia dari jeratan tali tersebut . dan terhempas , mendorong dan akhirnya mendekap Farel hingga jatuh terbaring diatas tanah. ( Clarista diatas , Farel dibawah :v )
" m-maaf .. m-maaf " isak Clarista ,
" Stephanie ! sedang apa kau !! awas kau !!! " gertak Morrey ,
Clarista menggeleng , " tidak .. tidak !! jika tembak ! tembak saja !! " seru Clarista masih dalam dekapannya , bertujuan untuk melindungi Farel .
" Clarista , .. "
" tidak ada gunanya !!! " Morrey beralih menatap Anya , dan tersenyum sinis . " masih ada dia !! " .
" tembak saja mereka !! aku tidak perduli !! lagipula jika Stephanie masih hidup , Triefhald si pelit tidak akan memberikan 10 miliar untukku " Morrey dan berjalan ke Anya .
diluar terdengar suara sirine polisi , Seluruh orang didalam ruangan tersebut tercengan , " s-sejak kapan ? " bisik Farel ditelinga Clarista yang masih mendekapnya .
" dasar **** !! tembak saja mereka , " perintah Morrey tegas . pria tersebut lalu berlari keluar ruangan .
mata Farel melebar , ' tidak .. tidak !!! '
Farel memeluk Clarista dan memutar tubuhnya cepat , mengubah posisinya yang sekarang berada diatas Clarista . " Farel .. !! "
' dor .. dorr .. '
" tidak ada guannya !! polisi semakin mendekat !! ayo semua keluar !! " ucap salah seorang penembak kepada semua rekannya , mereka semua pun kabur .
termasuk orang yang menbekap Anya ,
Anya pun berlari menghampiri Clarista dan Farel ,
" Farel !! Farel !! .. nggak .. nggakk .. " Farel ambruk diatas tubuh Clarista . 2 tembakan harus diterima dipunggung Farel .
Clarista lalu berusaha duduk seraya menopang tubuh Farel , lalu ia memeluk erat tubuh lelaki tersebut . " Farel bodoh ,.. F-farel .. "
" k-kakak kelas ? " ucap Anya tidak percaya , ia tak dapat membendung air matanya , " aku akan panggil ambulan !! " seru Anya dan bergegas mengambil handphonenya dan segera memanggil ambulan .
Farel menyunggingkan senyuman , " nanti jahitkan bajuku ya , jadi berlubang semua " ucap Farel lemas . Clarista mengangguk ,
mata Farel perlahan tertutup . " Farel ?!! "
Farel kemungkinan tak sadarkan diri , " ini salahku .. ini salahku .. "
setelah menelpon ambulan Anya kembali menghampiri Clarista dan Farel . " kakak kelas ?!! hiks " , " kakak kelas !?? hiks. .. padahal soal tembakan tadi aku cuma bercanda .. hiks .. " .
" maaf .. aku tidak bisa membayar hutangku " bisik Clarista pilu ,
" dadaku sesak Steva .. " bisik Farel pelan , sangat pelan , hampir tidak terdengar , dan kemudian benar benar tak sadarkan diri .
~~
gimana nasib Morrey dan anak buahnya ?
lalu Farel ?
dan bagaimana masa lalu Farel dan Clarista ? apa hutang keluarga Clarista pada keluarga Farel ?
" jangan mati ! nanti aku nanya peer sama siapa ? " //debugg
- to be continued
~
terimakasih yang sudah baca cape" ampe bawah ~
maap jika kurang seru , Gaje , mudah dtebak atau trllu mainstream ..
~
wow dan komentar sangat dianjurkan
kritik dan saran sangat dibutuhkan
ide dan masukan dapat disumbangkan
TERIMAKASIH ~ ^ u ^