
`Cerita ini hanya fiktif belaka apabila ada kesamaan nama tokoh , latar , alur cerita dll , itu semua adalah ketidak sengajaan semata . ` (> u - ) V..
Note : tanda koma atas ( ' ) berarti berkata dalam hati << penting
Genre : whatever~ :v
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
-10 ( masa lalu 1/1 )
( Stephanie Vanalda { Clarista Vanuzuela } & Karisma Farel Pratama )
Aku lahir sebagai anak semata wayang di keluarga Vanalda , keluarga bangsawan paling terhormat di benua eropa , namun terhormat dibawah yang mulia .
keluargaku memiliki perusahaan kopi terkenal hampir diseluruh belahan dunia , dan memiliki banyak pesaing , salah satunya dari keluarga Triefhald .
Keluarga Triefhald sangat dendam ( iri ) pada keluargaku , mereka menghalalkan segala cara untuk meruntuhkan perusahaan kami .
saat itu , usiaku 6 tahun .
dan , benar saja kejadian itu terjadi ..
ditengah waktu bermainku bersama Marry dan Lisa , 3 orang berbaju serba hitam dengan topeng yang menutupi seluruh wajah mereka datang dengan menggunakan senapan .
Marry dan Lisa langsung menarikku untuk pergi dari ruang tamu , saat itu aku tidak tahu apa apa . lalu mereka mengunciku dibalik lemari . aku merengek ingin keluar saat itu , karena aku takut sendiri .
Aku tak tahu bagaimana nasib Marry dan Lisa saat itu , .. tapi , aku hanya mendengar jeritan melengking mereka . aku menutup kedua telingaku , mencoba untuk tidak mendengar suara jeritan pilu tersebut . beberapa detik , jeritan itu menghilang .
kemudian aku teringat papa dan mama , mereka sedang ada diluar kota . membuatku semakin terpuruk dalam kesendirian .
pelayan pelayanku yang lain entah nasibnya sama seperti Marry dan Lisa , atau tidak . niatku untuk keluar dari lemari mungil ini semakin menciut . aku hanya duduk bersandar , dengan kaki yang kutekuk hingga dengkulku menyentuh dadaku , dan kedua lenganku melingkari dengkulku tersebut .
~
tak kusadari , aku tertidur ,
perlahan kubuka mataku , ini masih didalam lemari . namun suara tapakan tapakan kaki ataupun suara pria pria dengan suara berat yang saling membentak telah tak terdengar .
namun , aku masih tak berani membuka lemari ini . malah sebelum aku membuka lemari itu , ada seberkas cahaya dari luar lemari , seseorang membuka lemari kecil tersebut perlahan lahan .
kakiku gemetar , mungkin menyebar keseluruh tubuh . aku takut orang bertopeng yang mengerikan tersebut akan menemukanku .
mataku melebar ketika melihat seseorang tersebut ,
" mama .. papa " teriakku disertai isakan .
" kamu tidak apa apa kan nak ? maaf mama dan papa terlambat " ucap Mama mengelus rambutku .
aku mengamati sekitar , Marry dan Lisa telah tampak tergeletak kaku dilantai , dengan darah yang membasahi seluruh tubuh mereka . lantai pun terkotori oleh darah .
" mama .. papa .. kenapa Marry dan Lisa tidur , mama ? papa ? " tanyaku mengamati kedua orang tuaku dengan tatapan heran , maklumlah , saat itu umurku 6 tahun , belum mengerti apapun .
kedua orang tua ku hanya menggeleng seraya menangis .
~
dan akhirnya aku tidak memiliki teman , selain mama dan papa , mereka kini lebih sering dirumah .
dan kejadian pahit kembali terjadi , kepala keluarga Triefhald mendobrak pintu masuk rumahku dengan kasar . dengan para anak buahnya yang terlihat sangar dan menakutkan .
" Triefhald , sedang apa kau disini !? " sahut Ayahku ketika mengetahui Kepala keluarga Triefhald datang kerumahku .
namun Triefhald tersebut malah tersenyum licik , ia menjentikkan jarinya . pasukannya pun segera masuk menyerbu rumahku dengan senjata Senapan disetiap orangnya .
mama memelukku ketakutan . papa pun begitu , papa pun membisikkan sesuatu pada Mama , dan seketika mama berdiri dengan berurai air mata dan menarikku pergi .
" mama ! papa bagaimana ?! papa kok tidak ikut ? "
mama tidak menyahut , dibelakang kami 2 orang pria mengejar kami , lalu kami berbelok dan menutup pintu dapur rapat rapat .
" lho , nyona sedang apa disini ? " tanya Marissa , salah satu pembantu kami yang selamat dari tragedi kemarin .
" Marissa, cepat .. bawa Stephanie pergi dari sini .. cepat !! " , Marissa tercengang , sedangkan aku , bingung dengan situasi ini .
' Brakk !! ' pintu behasil didobrak , oleh 2 pria tadi yang mengejar kami .
Marissa pun menarikku pergi lewat pintu belakang . aku menoleh kearah mama , sebelum para anak buah Triefhald menangkap mama .
" mama !! mama !! mama ikut stepa.. ! .. sini .. " mama tersenyum dan menggeleng .
aku terus ditarik oleh Marissa entah kemana . dan ternyata didepanku telah ada beberapa anak buah yang mencegatku .
disana berdiri pula kepala keluarga Triefhald , dan disampingnya terdapat istrinya .
" wah .. wah .. tidak bisa lari ya ? Stephanie kecil ? " ledek Mr. Triefhald padaku . aku cemberut .
" mama sama papa mana ? " tanyaku .
Mereka malah tertawa , " sudahlah Nona muda .. " bisik Marissa yang memelukku .
" pisahkan mereka , bunuh pembantu itu dan ambil Stephanie padaku ! " perintah Mr. Triefhald pada anak buahnya .
mereka pun melepaskan pelukan Marissa dan menarik paksa Marissa hingga ia jatuh tersungkur . " jangan sakiti Marissa ! " seru ku menahan air mata .
aku memberontak , namun salah seorang pria menahanku , yang jelas tubuh kecilku saat itu tak akan kuat melawan pria kekar yang jauh lebih besar dariku .
Mr. Triefhald mengarahkan senapan tersebut kearah Marissa yang tergeletak lemah ditanah . dan jari Pria itu menekan pelatuk senapan tersebut ...
aku melihat Marissa , terbunuh didepan mataku sendiri , .. rasa nya saat itu aku mau muntah ..
lalu , keluarga Triefhald membawaku pulang kerumahnya ,.. dan menjadikanku anaknya .. tidak .. bukan anaknya .. aku seperti dijadikan pembantunya .. mereka memperlakukanku seperti pembantu .. dan aku benci itu ..
" itu untuk balas dendam karena telah menyingkirkan perusahaanku ! " itulah ucapan yang kuingat sampai sekarang . dan , suatu hari , seorang pria berusia 40 tahunan datang kekediaman Triefhald .
ia adalah Mr.Morrey , salah seorang mafia terkenal dinegara ku waktu itu . yang ternyata bekerja sama dengan Mr.Triefhald . Triefhald memperkenalkanku pada Morrey sebagai anaknya , saat itu usiaku 8 tahun .
" wah .. siapa namanya ? " tanya Mr.Morrey pada Mr.Triefhald yang menunjuk unjuk ku .
" Stephanie .. Triefhald .. " , aku hanya diam , sebenarnya aku dendam padanya , tapi .. aku terlalu takut .
~
suatu hari , aku disuruh untuk pergi ke pasar tradisional bersama salah seorang pengawal , yang menurutku mungkin agar aku tidak kabur . tapi , disuatu gang , aku melihat seorang anak lelaki berambut hitam .. ia dengan cerianya bermain bersama ayahnya .
dan itu aku pertama kali melihat Farel . ia sempat melirik kearahku , dan dengan cepat raut wajahnya berubah menjadi ' heran ' padahal aku tidak menunjukkan ekspresi apapun saat itu .
pengawal pun melihatku sedang memperhatikan Farel , dan langsung menepuk punggungku dengan kasar , bermaksud agar aku jalan lebih cepat . dan mengabaikan Farel .
~
Dan malamnya .. aku dikurung dikamar . tidak ini bukan kamar , ini lebih seperti gudang bagiku , selalu bertanya tanya mengenai keberadaan mama dan papa . disana aku selalu menangis .
dan , ada sesuatu yang merubah hidupku ..
" psst .. hei .. rambut putih ! " seru seseorang dari balik jendela . aku membuka gorden merah yang menutupi kaca jendela . mata ku berseri seri , ketika mendapati seorang anak lelaki mengetuk kaca jendela ku dari luar .
" kau siapa ? " tanyaku , " tidak usah banyak tanya .. cepat buka jendela ini " perintahnya , aku menggeleng , " ini tidak bisa dibuka " jelas ku . ia berbalik dengan tampang kesal , dan berlari kedalam hutan .
aku menatapinya pergi semakin masuk kedalam hutan , " tidak ada harapan lagi ... " fikirku saat itu . aku kembali mendekap dengkulku dan duduk dalam gelapnya malam , hanya sinar rembulan yang menyinari sebagian rambut putihku .
' prangg !! ' aku berbalik cepat , lelaki itu nekat memecahkan kaca jendelaku hingga pecah berkeping keping . " cepatlah ! ayo keluar .!! nanti para pria besar itu akan menangkap kita ! " , ia melompati jendela yang pecah tersebut dan menarikku keluar . saat itu aku menuruti saja kepadanya .
dan ternyata kami ketahuan oleh para penjaga , aku adalah gadis penakut . dan terus mengeluh disepanjang jalan . namun , Farel terus mengomeliku untuk diam . dan aku belum tahu kenapa ia mau menyelamatkanku dari keluarga Triefhald itu .
~
kami akhirnya berhasil menghindari para pengawal bengis tersebut . lalu aku dibawa ke suatu rumah sederhana disebuah pemukiman terpencil .
kami disambut ramah oleh sepasang suami istri dirumah itu , yang ternyata adalah ayah dan ibu Farel . " lho .. siapa gadis imut ini ? " sambut ibu Farel ramah .
" entahlah bahkan aku belum tahu namanya " ucap Farel dingin .
" a-anu .. namaku Stephanie V-vanalda "
" ah .. Vanalda ? bukankah seluruh keluarga itu tewas akibat para teroris ? "
aku menangis ketika ibu Farel mengucapkan itu .
" tuh kan bu .. gara gara ibu Steva jadi nangis " ucap Farel .
" S-steva ? sejak kapan n-namaku berubah ? " tanya ku disela tangisku .
" sejak aku memanggilmu begitu "
....
- To Be Continued ( masa lalu 1/2 )
~ apakah keluarga Triefhald dan Morrey akan menemukan Stephanie dan keluarga Farel ?
~
" mama .. papa .. kenapa Marry dan Lisa tidur , mama ? papa ? "
-" entahlah mungkin mereka lelah "//plakk
~
terimakasih yang sudah baca cape" ampe bawah ~
maap jika kurang seru , mudah dtebak atau trllu mainstream ..
~
wow dan komentar sangat dianjurkan
kritik dan saran sangat dibutuhkan
ide dan masukan dapat disumbangkan
TERIMAKASIH ~ ^ u ^