
Halo semuanya~
Maaf buatin nunggu cerita ini ya~
Omong-omong, terima kasih buat WOW-nya! >_< Selamat membaca~ :D
Setelah beberapa lama kemudian, akhirnya aku dan Chesire Cat bisa juga mendapatkan tempat tinggal. Memang, sih, rumahnya tidak terlalu bagus, terbuat dari kayu dan berada di hutan rimba.
Aku melihat tanganku.
"Hm? Tanganmu banyak sekali darahnya, Alice ..." Chesire Cat menggegam tanganku dengan lembut.
"Ah, nggak apa-apa, kok. Mungkin di dalam rumah itu ada oba--"
Belum saja aku menyelesaikan kata-kataku, Chesire Cat sudah menjilat lukaku tersebut!
"A ... apa yang kamu lakukan, hah?!" Wajahku tersipu malu, karena ini adalah pertama kalinya aku diperlakukan sebegini perhatiannya, apalagi sama laki-laki!
"Ini harus disetrilkan, tahu." Chesire Cat langsung melepaskan tanganku. "Ayo, masuk ke dalam. Aku akan menyembuhkan lukamu itu."
Seketika wajahku kembali memerah, jantungku berdegup kencang, ada yang aneh dengan tubuhku.
Apakah ini ... cinta?
Di suatu lain tempat yang jauh dari rumah Akina ...
Spider yang membawa papan dengan wajah senyuman sinisnya, pergi menuju kamar Queen of Heart, penguasa di dunia ini.
"Oh ... itu kau ternyata Spider. Masuklah, kamu pasti mau melaporkan sesuatu, bukan?" Queen of Heart terlihat cuek sambil membaca buku yang cover-nya berwarna merah.
Joker berjalan sambil terdiam, kemudian memberikan papan yang dia bawa itu.
"Huh, Alice generasi ini sepertinya pintar sekali membikin keributan ... padahal aku maunya dia berpetuslang disini, biar hari-hari di dunia ini berwarna!" bentak Queen of Heart.
"Sayangnya, Queen of Heart." Spider pun akhirnya bersuara. "Alice tidak bersalah, namun para warga sekarang yang salah. Mereka bahkan pernah memasak Alice dalam cangkir teh. Jadi, saya sekarang membela Alice."
Queen of Heart terdiam. Dia bingung harus memutuskan apa.
"Awasi dia, jika dia berhasil melewati para warga tersebut, aku akan mengembalikannya ke dunia semula. Apabila tidak, potonglah kepalanya." Quuen of Heart menaruh papan tersebut ke meja yang ada di sampingnya, kemudian mulai membaca buku kembali. "Dan yang pasti, Spider ... aku tak ingin kamu jatuh cinta ke Alice itu, meskipun yang salah adalah wargaku."
Spider cuma tersenyum, kemudian meninggalkan kamar Queen of Heart.
Sementara itu, di rumah Akina ...
"GYAAAAA! CHESIRE CAT! ADA PAKU DI KASUR!!! AKU NGGAK MAU TIDUR DISANA!!!" Aku berteriak dan berlari menuju Chesire Cat.
"Ya ampun, Alice ... itu kan cuma satu aja ..."
"Nggak cuma satu, itu ada lebih dari 100!" teriakku lagi dan sekarang, aku tak sadar sudah memeluk Chesire Cat.
"Huft ... ya sudah, aku bersihkan dulu, ya."
"Nggak, jangan dibersihkan!"
BRUAK!
Tunggu ... kenapa aku mendorong Chesire Cat ke sofa?! Sofa yang kumaksud itu juga terbuat dari kayu ... itu pasti sakit, bukan?!
"Coba jelaskan, kenapa aku tak boleh membersihkan kasurmu itu, Alice?"
"Kan aku sudah bilang ... banyak pakunya disana!"
"Huft ... ya sudahlah, kita sama-sama tidur di kursi ruang tamu, ya. Kamu tidur dipahaku, ya." Chesire Cat duduk, kemudian menarikku ke pahanya.
Aku tak tahu harus ngapain, akhirnya aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Mungkin Chesire Cat mengira aku sudah tertidur, sehingga dia mengusap-usap kepalaku.
"Maafkan aku, Quuen of Heart. Sepertinya aku tak bisa menuruti misimu ... dia terlalu manis, sampai-sampai aku ingin menculiknya deh ..." Chesire Cat tertawa.
Setelah itu, aku tidak mendengar apa-apa, sepertinya dia sudah tertidur.
Ternyata ... memang betul kata Spider itu, aku akan terlepas [sedikit] dari bebanku. Sudah lama tidak ada yang memberlakukanku sebaik seperti tadi.
Dan aku baru tahu jika sekarang ini, aku sedang jatuh cinta dan inilah yang pertama kalinya.
Aku ... memang mencitai Chesire Cat ....