
ndonesia memperingati Hari Kartini setiap 21 April. Seperti sebelumnya, masyarakat tetap antusias menyambut peringatan kebangkitan emansipasi wanita tahun ini.
Berbagai kota menggelar acara unik untuk merayakannya.Pada 20 April, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan adu balap kendaraan tradisional gerobak sapi. Dalam rangka memperingati Hari Kartini maka ketua panitianya pun seorang perempuan yang menjadi satu-satunya bajingan (sopir gerobak sapi) di DIY yaitu dokter hewan Rina Wijayani. Lomba mengemudi gerobak dengan penarik dua sapi besar ini diikuti oleh 40 peserta dan diambil 4 pemenang.
Sedangkan di Solo menggelar karnaval Kartini saat Car Free Day, Minggu (20/4), yang diikuti ratusan organisasi wanita. "Kami ingin memotivasi banyak perempuan di Solo, untuk ikut bergerak sesuai dengan bidang dan kemampuannya," ujar Ketua Sosialita Solo, Tutik Adip.
Selain itu masih ada gerakan menanam pohon di Hutan Konservasi Gunung Kareumbi Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA). Dilakukan juga pelepasan rusa untuk diliarkan di penangkaran di sana. Kegiatan ini menandakan bahwa kaum perempuan juga harus berperan aktif dalam pelestarian lingkungan.
"Kaum perempuan memiliki posisi strategis dalam menggerakan jiwa pelestarian alam dan mengatasi perubahan iklim," ucap Deputi Pengarusutamaan Gender dan Ekonomi Kementerian PAA, Sulikanti Agustin . "Perempuan Indonesia jumlahnya masuk salah satu negara yang terbanyak di dunia sehingga perannya sangat signifikan."
Sedangkan para pendaki putri memilih cara lebih ekstrim dengan mendaki puncak gunung Sibayak, Karo, Sumatra Utara. Meski mengenakan kebaya namun mereka tetap bisa mendaki dengan lincah. Mereka kemudian menggelar upacara singkat saat berada di puncak.
"Seperti perjuangan Kartini juga, sesulit apapun tetap berusaha," tutur Nuraisyah Pohon. "Jadi itu tadi, kita dapat feel perjuangan (Kartini) dengan sulitnya kita mendaki menggunakan kebaya." (wk/mr)