
Bagi sebagian orang, cabai adalah bumbu wajib dalam berbagai sajian makanan. Rasa pedasnya menjadi syarat untuk mencipta kenikmatan bersantap.
Hampir di seluruh negara, cabai mudah ditemui. Tapi dimana pemilik rasa pedas ini berasal?Sebuah penelitian berusaha mengungkap tempat kelahiran cabai. Para ilmuwan dari University of California, Amerika Serikat, menggunakan pendekatan linguistik dan meneliti bukti-bukti ekologis untuk mencari tempat kelahiran cabai. Mereka juga menelusuri data-data arkeologi dan genetik.
Dalam penelitiannya, para peneliti mempelajari struktur genetik dari cabai di sejumlah wilayah, sekaligus menganalisis bukti-bukti arkeologis yang pernah ditemukan terkait cabai.
"Mengidentifikasi dari mana cabai berasal bukan hanya sekadar latihan akademis. Dengan menelusuri kembali keturunan dari setiap tanaman, kita bisa lebih memahami evolusi genetik spesies itu," ujar pemimpin penelitian, Paul Gepts, seperti dilansir laman Daily Mail.
Para peneliti meyakini bahwa cabai pertama kali dibudidayakan di Meksiko. Untuk meyakinkannya, para peneliti bahkan mempelajari sejarah bahasa-bahasa di wilayah tersebut. Sekitar 30 bahasa kuno dipelajari oleh para peneliti dan mereka menemukan 41 kata berbeda untuk cabai.
Hasil dari analisis-analisis itu pun menunjukkan bahwa cabai berasal dari Meksiko bagian timur, membentang dari Puebla Selatan, utara Oaxaca, hingga tenggara Veracruz. Hasil penelitian Gepts dan rekan-rekannya diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science.