
Perkenalkan.Namaku Kaito Lino.Aku bersekolah di SMP Sinagawa di Jepang.Aku menyukai seseorang namanya Risa.Tetapi sayangnya Risa benci padaku.Hingga pada suatu pagi jam 10.00 sekolahku pulang lebih awal.Akupun mendesah karena biasanya pulang jam 14.00 dan aku diantar jemput.Jadi harus menunggu lebih lama.Aku memutuskan naik bis tetapi dari tadi jurusan ke rumahku tidak ada.Sewaktu di halte bus aku melihat Risa berjalan lalu duduk di halte itu.Sepertinya ia mengalami nasib yang sama dengan ku.Ia menatapku dengan tatapan sinis dan langsung membuang muka.Aku hanya bisa menahan perasaanku saja.Mungkin karena benci atau apa,Risa tiba-tiba pergi meninggalakan halte.Akupun hanya bisa mendesah kecil.Baru melangkah 5 meter,tiba-tiba datang sekelompok preman berjumlah kira-kira 4 orang menghampiri Risa."Adik manis,kamu sendirian ya?Sini sama aku aja!"kata Preman itu sambil memegang tangan Risa.Kontan saja risa langsung meronta hebat melepaskan diri."Mau kemana kau adik manis,jangan pergi!"sambung salah satu preman yang lain sambil memegang tangan Risa yang lain dan mengeluarkan sebilah pisau.Aku yang berada agak jauh lari bersembunyi sambil mengamati apa yang terjadi."TOLONGG!!!TOLONGG!!!"Risa langsung berteriak meminta tolong."Diam kau,bocah kecil atau kau akan ku bunuh!"kata preman itu sambil menodongkan sebilah pisau di lehernya.Kontan akupun panik bagaimana cara menyelamatkannya.Akupun mulai mencari senjata untuk menghajarnya.Tiba-tiba rasanya amarahku dan keberanianku untuk membunuh naik.Pokoknya aku harus membunuh preman itu!.Aku membedah tasku dan mengeluarkan sebatang pulpen yang terlihat sangat keras dan ujungnya bersinar.Tanpa basa-basi lagi aku meninggalkan tasku dan berjalan mengendap-endap.Setelah dekat,akupun menarik lehernya dan langsung menikam leher salah satu preman yang menghadap membelakangiku dengan pulpen.Darah mengucur keluar membasahi tangan dan baju.Rasanya aku menikmati ini.Aku langsung memperdalam tikamannya dengan mendorong pulpen itu hingga tembus keluar leher.Preman itu langsung tergelepar-lepar dan beberapa saat kemudian langsung tewas.Semua yang ada disitu langsung menganga melihat adegan itu.Aku pun mengambil pisau preman yang sudah mati tersebut."Risa,kau masih punya pulpen?"tanyaku ke Risa dengan raut wajahku yang kubuat mangerikan.Risa tidak menjawab.Aku mencabut pulpen yang bersarang di leher preman itu dan darah langsung menyembur keluar dengan deras mengenai celana sekolahku.Aku menggegam pulpen yang berlumuran darah itu dengan tangan kiri dengan posisi kebawah dan menjilati darah dari pulpen tersebut,rasanya sangat manis!sementara tangan kananku memegang sebilah pisau yang cukup besar."Lepaskan gadis itu atau...kau akan bernasib sama dengan temanmu!"teriakku dengan tatapan mengintimidasi."Oy,bocah kecil kau berani-beraninya membunuh temanku dan menantangku untuk bertarung?!Teman-teman,habisi dia!"kata Preman yang paling besar dan bengis.Kedua preman yang ku kira adalah bawahan dari preman tadi menodongkan pisau dan parang kepadaku dan langsung menyerangku.Entah energi dari mana berasal,tapi itu membangkitkan semangat dan keberanianku untuk membunuhnya!Aku langsung menyerang preman itu dengan seluruh jiwa raga.Goresan dari senjata tajam sudah aku terima,tetapi rasanya tidak sakit sedikitpun.Aku terus menusuk dan menikam preman itu hingga tewas.Sialnya,preman yang ku kira bosnya membawa Risa pergi.Dengan terpincang-pincang akibat serangan tadi aku berlari mengejarnya.Hingga aku menemukannya ia disered ke tempat yang sepi.Aku lalu berjalan cepat tapi tidak terdengar suara."Temanmu itu mungkin tidak akan mungkin kesini.Dia pasti sudah mati oleh anak buahku.Bocah manis,mari kita nikmati ini!"kata bos preman itu sambil menindih Risa.Aku tidak mensia-siakan kesempatan ini untuk menyerangnya.Aku langsung menikam bos preman itu dengan pisau.Tetapi setelah ditikam,tiba-tiba bos preman itu menyabetkan parang ke dadaku.Luka melintang sedalam 1 cm dan sepanjang 30 cm terbentuk di dadaku.Rasanya sangat sakit sekali.Preman itu langsung ambruk mati dengan darah mengucur deras.Dengan menahan rasa sakit yang luar biasa,aku lalu mengatakan beberapa kata."Risa,kau masih selamat kan?Syukurlah kau masih selamat.Jaga dirimu baik-baiikk!!!"akupun rasanya seperti kehilangan seluruh tenagaku.Mataku berkunang-kunang dan akupun pun ambruk pingsan.
<<<<>>>>
"Uhhh..."akupun terbangun di ruangan serba putih,dan aku tertidur di ranjang yang berwarna putih juga.Aku melihat Risa sedang menangis."Hiskk..Kau masih Hidup..."tiba-tiba Risa memelukku."Arigatou kaito-san,kau sudah menyelamatkan hidupku.Dan..Hisk...Kau masih hidup kan?"tanya Risa dengan mata sembab dan bengkak akibat menangis dan terisak."Tentu aku masih hidup,"jawabku lemah sambil membalas pelukannya."Gomene,aku sudah membuatku terluka!"sambung Risa."Ahh.Tidak apa-apa yang penting semua selamat,"kataku.Ia melepaskan pelukannya.Tiba-tiba mukanya memerah."Umm.Ka..Kaito mau ga..gak jadi pacar ku?"tanya Risa dengan wajah semerah tomat dan salting."Serius?!"tanyaku takut kalau itu cuma bercanda.Ia hanya menganggukkan kepala saja."Ini yang dari dulu ingin kuucapkan.Ya!"kataku semangat."Arigatou,Kaito-sann!"Risa tiba-tiba memelukku lagi.Aku jadi gugup tapi senang.'Akhirnya,ia menyukaiku,'pikirku senang
>THE END<.