
Sy benar2 tdk tahu mau pakai gambar apa, jadi ya sdh.
Jadi, enjoy...
==The Story==
Chapter 2: Alternate Ways
Part 4: Suicide Case File
Beberapa minggu kemudian...
Gips Amira sudah dilepas dan dia tidak perlu memakai tongkat lagi. Bagaimanapun juga, dia masih dalam tahap pemulihan.
Amira terangun dari tidurnya.
"Kau bangun juga." Ucap Gusti yang menyender di kursi sambil memiringkan kursinya menempel ke tembok. "Beginilah, kawan. Kau harus mencuri beberapa menit untuk tidur di sini. Kau tidak tidur cukup banyak setiap malamnya, kan?"
'Dia benar. ' Kata Amira dalam hati.
"Ngomong-ngomong, Mitha tadi lewat. Sepertinya dia mau menemuimu." Kata Gusti. "Di atap sebelah timur katanya."
Di saat yang sama, seorang siswi berambut coklat berjalan ke atas atap. Dia berjalan lebih jauh ke tengah atap.
Setelah keluar dari kelas, Amira bertemu dengan Mika.
"Hei, Amira. Mitha bilang dia mau bertemu denganmu." Katanya. "Dia pergi kesana tadi." Mika menunjuk ke arah timur.
"Terima kasih."
Di saat yang hampir bersamaan, perempuan berambur coklat itu berjalan mendekati bagian sisi atap tersebut.
Setelah beberapa saat berjalan, Amira sampai di bagian depan kantin. Dia menemui Howard yang memakan semacam French Fries.
"Hei! Amira!" Panggil Howard dari kejauhan.
Howard berjalan mendekati Amira.
"Kau mau coba ini?" Tanya Howard sambil menunjuk French Fries-nya. "Aku sudah mencobanya. Ini tidak akan membunuhmu."
"Oke. Coba satu." Jawab Amira.
Sebelum Amira mengambil satu dari beberapa French Fries itu, sesuatu jatuh dari langit dan membuat semua French Fries yang dibawa Howard jatuh. Mereka berdua melihat ke beawah, dan melihat seorang siswi berambut coklat tersungkur lemas dan darah.
[FAST FORWARD]
Tidak begitu lama setelah kejadian, di tempat kejadian, RD bersama temannya, Farrell melakukan penyelidikan.
"Kau yakin peristiwa ini ada hubungannya dengan kejadian beberapa minggu yang lalu?" Tanya RD.
"Itu yang mereka katakan." Jawab Farrell.
"Apa yang mereka katakan?"
"Coba saja."
RD melihat tempat di mana sang siswi jatuh. Siswi itu menjatuhkan banyak barang. Sisir, HP, uang receh dan kunci rumah. RD memeriksa mereka satu per satu.
Saat dia melihat kunci rumah, dia melihat bagian ujung kunci itu. Terdapat sehelai benang biru muda terjebak di rongga-rongganya.
'Di mana korban kita menyimpan benda ini?' Tanya RD dalam hati.
Kemudian RD melihat nominal uang yang terjatuh di atas tanah. Terhitung sekitar Rp 3500;.
Itu akan berarti untuk nanti, itu yang dipikirkannya.
[FAST FORWARD]
RD memeriksa tempat dari mana korban loncat.
"Korban jatuh lebih dari 5 meter dari titik ini. Jadi kemungkinan dia membuat loncatan yang lumayan kuat." Kata RD.
"Kau yakin?" Tanya Farrell.
"Begitulah logikanya." Jawab RD.
Dia memeriksa jalan dari pintu masuk ke titik di mana siswi itu loncat. Terdapat jejak sepatu hitam. Ukuran sepatu kemungkinan //.
"Apa itu ukuran wajar untuk anak perempuan seumurannya?" Tanya RD.
"Aku tidak mengerti." Kata Farrell.
Kemudian, RD meminta sesuatu kepada beberapa anggota kepolisian untuk menghalangi sinar mathari dan memastikan bagian itu jadi gelap.
Setelah tempat itu jadi gelap, RD mengeluarkan senter sinar UV untuk menemukan barang bukti organik. Dia menemukan tapak tangan di atas pagar pembatas atap tersebut. Dia mengambil 3D Scanner dan menggunakannya kepada tapak tangan itu. Setelah itu dia mengirimnya ke kantor untuk diselidiki.
RD mendapat telepon dari rekannya di kantor, yang tidak lain adalah Alexei.
"Komputer tidak bisa membacanya. Siapapun yang meningglkan tapak tangan itu benar-benar berkeringat banyak." Kata Alexei.
RD punya ide lain. Dia mengeluarkan benda seperti pistol dengan enam sensor di depannya. Kemudian dia menekan pelatuknya.
"Dapat!" Kata Alexei. "Ya, berdasarkan sampel keringat, ini memang keringat korban. Tidak lebih. Keringat ini juga bercampur dengan air mata, kalau kau tanya aku."
Sepertinya itu saja yang bisa mereka dapatkan. Mereka pun berjalan keluar dari gedung.
Kemudian, di luar garis polisi, terlihat teman RD, Sania membawa seseorang.
"RD!" Sahut Sania. "Ini Mitha O'Hara. Dia adalah orang yang paling tahu soal korban. Dia mungkin akan membantumu."
"Bagus. Aku butuh orang seperti dia." Ucap RD.
"Aku akan tinggalkan kalian." Sania meninggalkan area tempat kejadian.
"Mari kita bicara di tempat yang lebih nyaman." Kata RD.
[TO BE CONTINUED]
Terima kasih sudah membaca, beri WOW kalau suka, komentar mohon diberi.
And as always,
have a nice day