
Hey, how's it going?
Ini part 5 dari WF: Elder Brother.
Terima kasih atas semua supportnya, itu sangat membantu.
Jadi, selamat membaca.
==The Story==
Semuanya pun melakukan aktifitas mereka masing-masing. Berdagang, berjalan, dan lain-lain.
"Bagaimana dengan Jorgen?" Tanya sang pelatih pada Zora-chan.
"Bisa kita bicarakan hal ini di tempat yang lebih, sepi?" Tanya Zora-chan.
"Tentu.
"Terima kasih."
>>>Mizu-kun<<<
Tiba-tiba HP-ku berbunyi. Aku mendapat telepon dari Ayumu. Aku mengangkatnya.
"Kau dimana?" Tanyaku saat mengangkat teleponnya.
"Aku ada di depan stasiun pengisian bensin." Jawab Ayumu.
"Baik. Aku akan langsung pergi ke posisimu." Kubilang. "Kalian bisa menunggu disana, kan?"
"Mungkin." Jawab Ayumu. "Ada apa? Kau mau bergabung dengan kelompok kami?"
"Ya, begitulah." Jawabku. "Hanya memastikan adik kesayanganku baik-baik saja."
"Terserah." Kata Ayumu.
Aku bermaksud menutup telepon, namun Ayumu menahannya.
"Nii-san! Kau sudah tahu soal kota ini?" Tanya Ayumu.
"Katakan apa yang ingin kutahu." Kubilang.
"Ya, menurut satu dari beberapa sumber, kota ini dipenuhi oleh pasukkan-pasukkan cyborg." Kata Ayumu.
"Tunggu! Apa?"
"Pasukkan Cyborg. Ada di seluruh kota ini." Kata Ayumu.
"Apa yang mereka lakukan disini?" Tanyaku.
"Aku tidak begitu mengerti." Jawab Ayumu. "Sesuatu seperti, mengumpulkan energi dan lain-lain. Mereka juga tidak jarang menyakiti orang-orang sipil."
Pasukkan cyborg? Apa mereka juga yang menyerang Hiko? Apakah orang-orang yang menyerang panti asuhan tadi juga cyborg?
"Mereka mengelilingi kota berpura-pura sebagai orang sipil." Lanjut Ayumu.
"Tentu saja. Mereka cyborg." Kubilang.
Aku melihat sekitar areaku. Banyak sekali orang dan kemungkinan beberapa dari mereka adalah cyborg. Bagaimanapun, sepertinya aku masih aman sekarang.
"Nii-san? Kau baik-baik saja?" Tanya Ayumu.
"Sepertinya begitu." Jawabku.
"Ini bukan bahaya yang biasa. Mereka menyamar sebagai orang sipil kemudian mulai mengejar orang yang mereka incar." Kata Ayumu. "Tolong, hanya... jangan terlalu high profile."
"Hei! Kau sudah mulai terdengar sepertiku!" Kubilang. "Baik. Semoga beruntung."
Aku menutup telepon itu.
Ayumu benar. Ini bukan bahaya biasa. Aku harus memberitahukan ini kepada semua temanku. Hanya kalau aku tidak hanya punya nomor HP 5 dari mereka.
Aku pun menelepon Elvis.
"Halo!" Elvis mengangkat teleponnya.
"Hei, Elvis. Kau dengan siapa saja disana?" Tanyaku.
"Ni-chi, Ya-chan, Na-kun, sudah." Jawabnya.
Aku sampai di sebuah taman. Aku terus berjalan sambil menelepon.
"Hei, dengar! Kau sudah tahu sesuatu soal cyborg atau sejenisnya?" Tanyaku lagi.
"Cyborg? Cyborg apa?" Tanya Elvis balik.
"Mereka berkeliling di seluruh kota. Berpura-pura menjadi warga sipil biasa. Kemudian jika mereka mau mereka akan menyerangmu secara tiba-tiba." Kubilang.
Kemudian aku menghadap ke satu sisi di taman. Seseorang sedang duduk di bangku taman dan dia menatapku. Menatapku dengan tatapan tajam.
"Kau bercanda, ya?" Tanya Elvis.
"Aku tidak akan membuang-buang batere HP-ku untuk bercanda." Jawabku. "Dengar! Elvis..."
Aku melihat ke satu sisi lagi. Satu orang berdiri menghadap papan pengumuman, namun tatapannya mengarah kearahku.
"Aku tidak peduli kau percaya atau tidak. Siap saja untuk kemungkinan terburuk." Kubilang.
"Ya, baiklah kalau kau bilang begitu."
Telepon pun ditutup.
Aku memasukkan HP-ku kembali ke dalam saku sambil berjalan ke dalam sebuah gang. Di sisi lain gang, aku melihat tiga orang memasuki gang. Mereka tidak kelihatan begitu ramah.
Aku melihat ada pintu di sebelah kananku. Aku mencoba membukanya, tapi hasilnya nihil. Aku mencoba berjalan kembali keluar gang, tapi ada dua orang lain di sisi tempat aku memasuki gang. Sekarang aku terkepung.
Orang-orang itu menatap ke arahku dengan tajam. Aku tidak suka itu.
Aku menghadap ke kiri. Aku menemukan sebuah tangga. Tanpa pikir panjang aku langsung menaikinya. Tangga itu menuju ke tangga darurat di luar jendela-jendela gedung itu. Orang-orang itu juga ikut naik ke atas. Aku menemukan satu jendela yang terbuka. Aku pun memasukinya dan ternyata itu adalah kamar apartemen dengan satu keluarga di dalamnya.
"Maaf." Ucapku.
Aku langsung berlari melewati pintu depan kamar itu dan menutupnya kembali. Di sana ada tangga menuju ke bawah. Dengan cepat aku berlari menuruni tangga. Setelah beberapa anak tangga kuturuni, aku melihat orang-orang itu juga sudah ada di atas. Aku pun menambah kecepatanku hingga aku sampai di lantai bawah dan keluar lewat pintu depan.
Di depan bangunan aku mencoba menumpangi sebuah mobil taksi, tapi taksi itu langsung kabur saat aku mendekatinya. Apa yang salah dengan supir itu? Apa supir itu tidak mau uang?
Kemudian aku berbalik, dan orang-orang itu sudah berada dekat denganku. Aku terus berlari hingga masuk ke sebuah gang buntu. Aku mau berlari kembali, tapi mereka juga sudah memasuki gang itu. Aku tidak punya pilihan selain mengangkat pistolku dan menembak mereka. Tapi seperti kuduga, itu tidak mempan bagi mereka.
Orang-orang itu mengepungku. Aku mencoba untuk berlari cepat melalui satu celah, namun kepalaku dipukul hingga aku terjatuh.
Mereka ingin menginjakku, namun sebelum itu terjadi, sesuatu menembus dada salah satu dari orang-orang itu. Saat dia terjatuh, aku bisa melihat kalau itu ternyata Na-kun. Dia menembus dada orang yang ternyata robot itu dengan tangan kosongnya.
Kemudian, secara tiba-tiba dua orang lain itu terdorong oleh angin dan membentur tembok. Itu tidak lain dari Ya-chan. Kemudian, secara tiba-tiba masing-masing dari dua orang yang tersisa mendapati pisau di leher mereka. Ternyata itu Ni-chi.
"Kau baik-baik saja, kawan?" Tanya Elvis sambil membantuku berdiri.
"Aku baik-baik saja." Jawabku. "Kau tidak ikut beraksi?"
"Aku tidak bisa menggunakan ilusi untuk robot. Mereka tidakpunya otak." Jawabnya. "Kau sendiri?"
"Aku tidak ingat kekuatan siapa yang kupunya sekarang." Jawabku. "Aku tidak bisa menggunakannya kalau seperti itu."
"Tenanglah. Minum ini." Kata Ni-chi sambil memberikan sebotol air mineral.
Aku meminum beberapa teguk dari air botol itu.
"Terima kasih." Ucapku.
"Kau sudah tenang?" Tanya Na-kun.
"Sepertinya." Jawabku.
"Kalau begitu kita pergi ke penginapan sekarang." Kata Elvis.
"Tidak." Kubilang. "Aku harus menemukan adikku dulu. Dia bersama Hika dan Ryn-sensei."
"Baik...baik. Kita cari mereka." Kata Ya-chan.
"Kau yakin, kawan?" Tanya Elvis.
"Ayolah. Itu bukan pertanyaan." Jawabku.
Kami pun langsung bergerak untuk mencari kelompok yang bersama Ayumu.
[TO BE CONTINUED]
Terima kasih sudah membaca,
Beri WOW kalau suka, komentar selalu bisa dihargai.
And as always,
have a nice day