
Next
_______________________________________________________
Pikiranku terus terusik. Aku tersadar jika Fizhu sudah mengambil buku FILSAFAT.
Fizhu : "Bukankah seharusnya kita bekerjasama?"
Aku tak menjawab. Aku hanya memandang buku itu.
Fizhu : "Apakah kau tak ingin bekerjasama denganku?"
Aku terdiam. Lalu aku mengambil kertas kosong yang ada di bawah meja. Lalu aku mulai menulis. Mungkin dia akan mencegahku untuk menulis. Nyatanya, dia hanya diam. Aku menulis semua yang ku ketahui. Aku tak mengerti. Sebenarnya apa yang dia inginkan? Aku terus menulis hingga satu halaman penuh. Aku sebenarnya masih ingin menulis yang ku ketahui. Tiba-tiba, dia menyodorkan kertas kosong. Dengan sigap, aku mengambilnya dan menulisnya lagi. Tak lama kemudian, akupun telah berhenti menulis.
Fizhu : "Selesai ya? Cepat sekali"
Aku hanya terdiam. Aku meliriknya, dia sedang membaca apa yang kutulis. Dia hanya tersenyum saat membaca. Aku tak tahu apa yang dipikirkannya itu.
Nukka : "Kenapa kau tak langsung mengumpulkannya?"
Fizhu : "Kau tak lihat yang lain. Mereka masih mengerjakannya. Jadi, apa salahnya kalau kita menunggu"
Apa katanya? Kita? Aku kan nggak ikut-ikutan. Kenapa mesti menunggu.
Nukka : "Bukankah seharusnya lebih cepat lebih baik?"
Fizhu : "Kau tahu sendiri kan Mr. Van itu bagaimana orangnya?"
Aku baru teringat. Mr. Van bilang kalau tugasnya agak sulit. Benar juga. Jika tugasnya agak sulit, seharusnya selesainya lebih lama. Ternyata, Fizhu ingatannya sangat bagus.
Aku pun kembali menunduk. Lagi-lagi air mataku berlinang. Aku pun dengan cepat segera mengusapnya. Aku tak mau kejadian ini dijadikan bahan pembicaraan oleh semua orang. Cukup Mrs. Rose dan Fizhu saja yang boleh tahu.
25 menit pun berlalu. Sudah banyak yang selesai. Aku juga melihat hanya beberapa orang saja yang belum selesai.
Mr. Van : "Ok semuanya. Waktu kalian tinggal 5 menit lagi. Yang sudah selesai boleh dikumpulkan dan kalian boleh meninggalkan kelas. Tapi ingat. Jangan membuat kegaduhan sebelum bel berbunyi"
Semuanya pun berhamburan ke depan untuk mengumpulkan tugasnya. Aku bingung dengan sikap Fizhu, kupikir dia akan cepat mengumpulkan tugas karena kertasnya dipegang olehnya. Pada kenyataannya, dia belum maju kedepan.
Nukka : "Kenapa kau tak langsung mengumpulkan? Apa ada yang salah pekerjaanku?"
Fizhu : "Santai sajalah"
Rasanya aku ingin memarahinya. Tapi aku tahan. Entah apa yang dia mau.
Nukka : "Kalau kau memang malas untuk jalan, biar aku saja yang mengumpulkannya"
Fizhu : "Kalau kau ingin keluar, silahkan. Aku tak mengusirmu. Aku malah menyuruhmu agar tenang"
Percaya diri sekali dia. Karena dia berkata begitu, akupun langsung keluar dari kelas teori.
Menyebalkan! Kenapa aku harus ketemu orang seperti itu? Entahlah. Perutku ternyata sudah mulai berbunyi. Akupun ke ruang makan. Ternyata, banyak sekali orang disini. Akupun memilih tempat duduk yang kosong. Akupun memesan air putih saja. Bukannya aku takut kehabisan uang saku, tapi emang aku ingin membeli itu saja.
Tak lama kemudian pesanan pun datang bersamaan dengan bunyi bel istirahat. Tiba-tiba ada yang menyapaku. Aku hanya menunduk.
??? : "Bolehkah aku duduk disini?"
Aku hanya mengangguk. Lalu ia pun duduk. Dia seorang perempuan. Tingginya sama denganku. Entah dia anak baru atau anak lama. Karena aku memang jarang sekali bersosialisasi dengan teman.
??? : "Kau Nukka kan? Beralamat di asrama kelompok TULIP"
Aku hanya mengangguk pelan. Aku memberanikan diri menengok ke depan. Dia tersenyum kepadaku.
??? : "Namaku Vanny. Aku juga kelompok TULIP tapi kamarku nomor 63. Kau yang tadi selesai pertama kan saat pra test matematika?"
Aku mengangguk. Mungkin dia tadi juga sekelas saat pra test matematika.
_______________________________________________________
To be continue......
Don't forget for WOW. ;)